Sabtu, 04 Desember 2010

Menunggu

Aku sedang menunggu kapal marina yang berlayar dari tanjung batu ke batam. Baru 1 menit aku duduk,sudah terasa seperti 1 hari. Memang menunggu merupakan hal yang paling membosankan apalagi saat tidak ada kawan ngobrol. Sebenarnya aku tidak sendiri hanya saja orang2 yang ramai disekitarku tak satupun yang aku kenal.

Ku pandang sekeliling berharap suatu keajaiban bahwa ada salah satu diantara mereka yang aku kenali dan bisa kuajak ngobrol ngalor ngidul. Tapi kembali aku tersadarkan bahwa itu hanya angan semu.

Dalam dua tahun di Prov. Kepri ini baru 3 kali aku berkunjung ke Tanjung batu, jadi aku rasa sangat wajar bila aku tidak punya kenalan selain orang2 yang bekerja di perusahaan yang sama denganku.

Setiap ada orang yang melihat kearahku, kuanggap itu sebagai cemooh bahwa aku hanya sendiri dan mereka ramai bercengkerama. 'sial..' kataku hati.
Bagaikan menelan sebuah pil pahit sebesar ibu jari dan kemudian tersangkut ditenggorokan dan tanpa air minum yang membantunya berseluncur munuju ruang produksiku. Sepertinya itu yang aku rasakan.

15:08 Sebuah kapal bersandar di depanku. Kurasa ini kapal yang akan mengangkutku menuju batam. Terasa ada seteguk air yang mendorong pil pahit yang mengganjal tadi. Perasaan yang tadi kualami akan segera hilang (pikirku).
Penumapang dengan tujuan tanjung batu mulai turun, aku sendiri hanya duduk sambil pura2 sibuk memainkan HP. Untung ada HP, jadi bisa sedikit menghilangkan suntuk. Dalam hati sudah tidak sabar untuk bisa naik ke kapal tersebut. Ku perhatikan pintu masuk pelabuhan dari ruang tunggu sambil berharap kata 'BATAM' keluar dari mulut salah satu ABK.

Kapal tadi merapat ke samping kanan dermaga. Parkirkah??? Aku mulai 'ga yakin dengan kapal itu. Ku panjangkan leher untuk melihat nama kapal itu. Tertulis 'GM Rahnina Safitri' dengan cetak miring dan font monotype corsiva (kalau ga salah).
Keyakinanku mengekecil bahkan hampir hilang,,, karena saat aku tanya pada penjual tiket tadi nama kapalnya "Marindo" sambil setengah berteriak bilang "Marindo yang kapalnya besar itu lo mas".
Sambil lalu aku iyakan saja perkataan mba2 yang jual tiket itu.

Orang2 masih betah menunggu, seolah tak perduli kapal yang ke batam mau datang atau tidak. Sepertinya hanya aku yang mulai merasa gelisah. Kalau sampai tak ada kapal maka aku harus nginep sehari lagi disini. Itu artinya keluar uang lagi. Sial,,,!
Sial...! Ternyata benar dugaanku, itu bukan kapal yang akan mengagkut kami ke batam. Trus yang mana?? Aku mulai cemas. What ever lah...!
Untuk menghilangkan suntuk dan kekesalanku, aku mulai memperhatikan orang2 disekitarku. Rupanya bukan hanya aku saja yang khawatir. Ada seorang kakek yang mulai gelisah kapalnya belum datang. Qeqeqe...
Katanya kakek itu mau ke singapore lewat batam. Aku dengar dari percakapannya dengan seorang cewek yang ada di belakangku. Bukan nguping tapi kebetulan aja kedengaran. Hahaha...

15:39 kapalnya belum datang juga. Kakek yang tadi disampingku kini berdiri. Terlihat amat gelisah dan sangat kesal. Kemudian kakek itu melangkah agak menjauh ke arah pintu keluar. Mungkin dalam hatinya dia berkata ' awas lo kalau ga datang gw pulang lagi dan ga usah lo angkut gw!!!' (ngarang) hahaa...
Tak lama setelah itu klakson kapalpun berbunyi. Ternyata gertakan kakek tua itu mampu menciutkan nyali kapal marindo. hahaha...
Besok2 kalau ada kapal yang telat aku akan menggertak juga seperti yang dilakukan oleh kakek tadi. Hahaha...

'MV Sabang Marindo VII' tertulis disisi kapal tersebut. Memang kapal ini terlihat lebih besar dari kapal2 lainnya seperti yang dibilang mba2 penjual tiket tadi. Tapi bagiku besar kecil ga masalah yang penting aku sampai di batam hari itu juga. Tidak ada yang aku kejar sebenarnya, hanya saja aku tidak mau menginap semalam lagi di sana. Aku sudah pamitan tadi sama kawan2 di kantor, ga mungkin aku kembali lagi.
Salah satu hal yang paling sering aku lihat di kepri ini yaitu 'berdiri'. Kapal belum sempurna berlabuh orang2 baik yang didalam kapal maupun yang akan naik ke kapal sudah berdiri. Mungkin mereka pada mengejar waktu. Sungguh betapa waktu sangat cepat hingga kita harus malakukan hal itu. Tapi apakah benar mengejar waktu??? Kurasa tidak. Hehe...

16:04 Aku sudah di dalam kapal. Aku dikejutkan oleh teriakan dari beberapa orang ABK, 'Balai...balai...?'
aku pikir kapal ini menuju Tanjung Balai Karimun, tapi memanggil penumpang yang akan ke tanjung balai agar turun disini karena kapal ini akan ke batam. Syukuuurrr... Aku naik kapal yang tepat. (wong kapalnya cuma satu)
Kapal ini lumayan besar, ada banyak penumpang didalamnya. Kulihat ada 2bh televisi. Satu diatasku (tidak nyala) dan satu lagu di depanku yang menujukan gambar yang sama sejak aku naik tadi sampai kapal ini mencapai kecepatan maksimalnya. Muncul tulisan 'masalah teknis'. Mungkil karena tidak tertangkap sama antena (maklum posisi agak jauh dari ibu kota). Akhirnya chanel diganti dengan beberapa kali perpindahan yang entah oleh siapa. Kini muncul global TV yang menampilkan seorang artis ibu kota yang kini menjadi duta. Entah duta apa aku tidak tau karena tulisannya tidak keliatan. tapi apapun itu yang penting aku sudah diatas kapal menuju Batam. Pil pahit yang tadi tertelan kini sudah tidak terasa lagi.

Itu aja dulu, lain kali sambung lagi...
Selengkapnya...